BAB I
Tinjauan Pustaka
1.1
Perbedaan Pengertian Sistem dan Prosedur
Menurut Mulyadi (2008:5) sistem
adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
Menurut Narko (2007:1) sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen (dikatakan sub-sistem) yang
berusaha mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pengertian prosedur adalah urut-urutan
pekerjaan klerikal, yang melibatkan beberapa orang, yang disusun untuk menjamin
adanya perlakuan yang sama terhadap penanganan transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
Menurut Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2011:3) sistem adalah serangkaian
bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mardi (2011:3) sistem merupakan
suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-bagian yang
saling berintegrasi satu sama lain.
1.2
Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2008:3) sistem akuntansi
adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian
rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Narko (2007:3) sistem akuntansi
adalah jaringan yang terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur, alat-alat dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan
informasi pada suatu organisasi untuk keperluan pengawasan, operasi, maupun
untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
1.3
Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi
Pada umumnya sistem akuntansi
disusun untuk dapat memenuhi tiga macam tujuan yaitu :
1. Untuk meningkatkan kualitas informasi yang
dihasilkan sistem. Informasi, khususnya informasi akuntansi dianggap memiliki
kualitas tinggi bila informasi yang bersangkutan : relevan, tepat waktu,
mempunyai daya banding, dapat diuji kebenarannya, mudah dimengerti, dan
lengkap.
2. Untuk meningkatkan pengendalian akuntansi
dan cek internal. Sistem akuntansi harus dapat memberi jaminan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan dapat diandalkan. Selain
itu sistem akuntansi harus menyediakan catatan-catatan yang lengkap sedemikian
rupa sehingga terjamin pertanggungjawaban keamanan harta milik organisasi.
3. Untuk menekan biaya klerikal untuk
menyelenggarakan catatan-catatan. Dalam hal ini harus diingat bahwa tujuan
butir 1 dan 2 harus dicapai dengan pertimbangan biaya yang masuk akal.
1.4
Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008 : 202) “Penjualan adalah
kenaikan aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau produksi
selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan”. Kegiatan
penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit
maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan
oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelangggan telah dipenuhi
dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan.
1.5
Sistem Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilaksanakan oleh organisasi dalam hal ini adalah
perusahaan dengan cara mengirimkan barang hasil produksi kepada konsumen sesuai
order pembeli yang disepakati sebelumnya. Sistem pembayaran penjualan kredit
menjadikan produsen memiliki tagihan pembayaran terhadap barang yang dibeli
oleh pembeli dalam jangka waktu tertentu. Biasanya sebelum melakukan penjualan
kredit, perusahaan sebagai produsen menganalisis pemesan untuk menentukan layak
atau tidaknya pembeli tersebut menggunakan sistem penjualan kredit untuk
mengurangi resiko perusahaan.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit ini adalah:
1. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penjualan
kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli dan mengedit order
dari pelanggan.
2. Fungsi kredit
Fungsi ini di bawah fungsi
keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit bertanggung jawab untuk meneliti
status kredit kepada pelanggan.
3. Fungsi gudang
Dalam transaksi penjualan
kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan
barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi
pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Dalam transaksi penjualan
kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman
yang diterima dari fungsi penjualan dan menjamin bahwa tidak ada barang yang
keluar dari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang.
5. Fungsi penagihan
Dalam transaksi penjualan
kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan.
6. Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penjualan
kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat surat
pernyataan piutang, serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur.
Sistem penjualan kredit memiliki sistem yang tersususn atas beberapa
prosedur yang saling berhubungan. Prosedur yang satu terhubung pada prosedur
berikutnya membentuk rangaian yang terususn menjadi sistem. Prosedur yang membentuk sistem
penjualan kredit adalah:
1.
Prosedur
order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi
penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.
2.
Prosedur
persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi
penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari
fungsi kredit.
3.
Prosedur
pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi
pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang
tercantum dalam surat
order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
4.
Prosedur
penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi
penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
5.
Prosedur
pencatatan piutang
Dalam prosedur ini, fungsi
akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam
metode pencatatan tertentu menyisipkan dokumen tembusan yang berfungsi sebagai
catatan piutang.
6.
Prosedur
distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi
akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan
oleh manajemen.
7.
Prosedur
pencatatan harga pkok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi
akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
1.6
Pengertian
Penjualan
Penjualan
merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak
lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga
merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka
semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
Pengertian
penjualan menurut Chairul
Marom(2002;28) dalam buku “Sistem
Akuntansi Perusahaan Dagang”
menyatakan bahwa :“Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha
pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.
Pengertian
penjualan menurut Henry Simamora
(2000;24) dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam
perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas
barang dan jasa”.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan
kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu
produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur
produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.
Menurut
Mulyadi, sistem penjualan antara lain, yaitu :
- Sistem
Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilakukan oleh suatu perusahaan
perdagangan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu
sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Setelah menerima uangnya, maka barang
diserahkan ke pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan. Contoh jurnal penjualan
tunai:
Kas XXX
Penjualan
XXX
2.
Sistem Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dagang
dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan dan untuk pembayaran
barang tersebut, pembeli diberi jangka waktu tertentu. Contoh jurnal penjualan
kredit :
Piutang XXX
Penjualan XXX
1.7
Klasifikasi Transaksi Penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan
menurut La Midjan (2001:170) dalam
bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1”
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penjualan Tunai
b. Penjualan Kredit
c. Penjualan Tender
d. Penjualan Ekspor
e. Penjualan Konsinyasi
f. Penjualan Grosir.
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan
sebagai berikut :
a.
Penjualan Tunai
Adalah
penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya
terjadi secara kontan dan dapat pula
terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.
b. Penjualan Kredit
Adalah
penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
c.
Penjualan Tender
Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui
prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai
prosedur.
d. Penjualan Ekspor
Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan
pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.
e. Penjualan Konsinyasi
Adalah penjualan
yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
f. Penjualan Grosir
Adalah penjualan yang tidak langsung
kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.
Dari uraian
diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari:
penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi,
penjualan ekspor, serta penjualan grosir.
1.8
Sistem
Pengendalian Intern
Sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisai, metode dan ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisai, menegecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Definisi sistem pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan
pada unsur–unsur yang membentuk sistem tersebut. Jadi
pengertian pengendalian intern diatas berlaku baik jika dalam perusahaan yang
mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan maupun komputer. Tujuan dari sistem pengendalian intern menurut definisi
di atas adalah :
1. menjaga kekayaan organisai
2. mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi
3. mendorong efisiensi
4. mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen
Menurut tujuannya sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
pengendalian intern akuntansi dan pengendalian intern administratif. Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran –
ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akutnasni. Pengendalian intern akuntansi
yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang
ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya. Pengendalian intern adminstratif terutama utnuk mendorong efisiensi
dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Unsur-unsur pokok
pengendalian intern adalah:
1. Struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi
yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organsasi ini didasarkan pada
prinsip – prinsip yang ada :
1.
Harus
dipisahkan fungsi – fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki
wewenang untuk melaksanakann suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam perusahaan
memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memilik
wewenang utnuk menyimpan aktiva perusahaan. Fugnsi akuntansi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk memncatat peristiwa keuangan perusahaan.
2.
Suatu
fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap
transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi
atas dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian sistem otoritas akan menjamin
dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang
teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya
suatu organisasi.
3. Praktek
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Cara-cara
yang umumnya dipakai oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat
adalah:
a. Pengunaan formulir bernomor urut tercetak
yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
Karena formulir merupakan alat utnuk
memberikan otorisasi terlaksananya transaski, maka pengendalian pemakaiannya
dengan menggunakan nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan
pertanggungjawaban terlaksananya transaksi.
b. Pemeriksaan mendadak.
Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa
pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak
terhadap kegiatan – kegiatan pokoknya, hal ini akan mendorong karyawan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan
dari awal sampai akhir oleh satu orang
atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari ornag atau unit organsasi
lain.
Karena setiap transaksi dilaksanakan
dengan campur tangan pihak lain, sehingga terjadi internal check terhadap
pelaksanaan tugas setiap unti organsasi yang terkait, maka setiap unit
organsasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya.
d.
Perputaran jabatan
Perputaran jabatan yang diadakan secara
rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari.
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan
yang berhak
Karyawan kunci perusahaan diwajibkan
mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang
bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya
terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat
diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.
f. Secara periodik diadakan fisik kekayaan
dengan catatannya.
Untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik harus
diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan
catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk
mengecek efektivitas unsur–unsur
pengendalia intern yang lain.
Unit organisasi ini disebut
satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Agar efektif dalam
menjalankan tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan
fungsi operasi, fugnsi penyimpan, dan fungsi akuntansi, serta harus bertanggungjawab
langsung kepada manajemen puncak ( direktur utama ). Adanya satuan pengawas
intern dalam perusahaan akan menajamin efektivitas unsur- unsur sistem
pengendalian intern sehingga kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan
data akunatnsi akan terjamin ketelitian dan keandalannya.
4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Di antara empat unsur pokok pengendalian intern yang telah disebutkan,
unsur mutu karyawan merupakan unsur pengendalian intern yang paling penting.
Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efesien dan efektif, meskipun hanya
sedikit unsur pengendalian intern yang mendukungnya.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, ada 2 cara
yang dapat ditempuh yaitu, :
1. Seleksi
calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
2. Pengembangan pendidikan karyawan selama
menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
1.9
Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan oleh penulis
adalah analisis deskriptif, yaitu penulis menganalisis masalah dengan cara
mendeskripsikan atau menguraikan dengan kenyataan yang ada pada perusahaan dan
membandingkannya dengan teori yang standar sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Dalam hal ini penulis menggunakan bagan alir dokumen (flowchart).
Flowchart adalah teknik analisis yang digunakan
untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas,
ringkas, dan logis. Flowchart
menggunakan simbol-simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur
pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan dan arus data melalui sistem.
Simbol-simbol standar dalam bagan alir
dokumen memiliki arti khusus yang dengan mudah dapat dilihat dari bentuknya.
Bentuk simbol-simbol tersebut menunjukkan dan mendeskripsikan proses yang
dilaksanakan dan input, output, pemrosesan serta media penyimpanan yang
dipergunakan. Simbol-simbol tersebut digambar dengan menggunakan software
program atau dengan pola bagan alir (flowcharting
template), yaitu sebuah plastik yang keras tetapi fleksibel, dengan
simbol-simbol yang telah dicetak di atasnya.
Simbol-simbol untuk membuat bagan alir
dapat dibagi menjadi empat kategori berikut ini:
1. Simbol masukan/keluaran (input/output symbols) mewakili alat atau
media yang memberikan input untuk atau mencatat output dari suatu pemrosesan.
2. Simbol pemrosesan memperlihatkan jenis
alat yang dipergunakan untuk memproses data atau menunjukkan kapan proses
diselesaikan secara manual.
3. Simbol penyimpanan (storage symbols) mewakili alat yang dipergunakan untuk menyimpan
data yang saat ini sedang tidak dipergunakan oleh sistem.
4. Simbol arus dan lain-lain menunjukkan arus
data dan barang yang juga mewakili suatu awal atau akhir bagan alir, waktu
keputusan dibuat, dan waktu untuk menambah catatan penjelasan dalam bagan alir.
Tabel 1.1
Simbol-Simbol Standar Beserta Maknanya
Simbol
|
Nama Simbol
|
Makna Simbol
|
|
Dokumen
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua
jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data
terjadinya suatu transaksi.
|
|
Dokumen dan tembusannya
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen
asli dan tembusannya.
|
|
Berbagai dokumen
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai
jenis dokumen yang digabungkan bersama di dalam satu paket.
|
|
Catatan
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan
akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam
dokumen atau formulir.
|
|
Penghubung pada halaman yang sama (on-page connector)
|
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan aliran
dokumen karena keterbatasan ruang halaman.
|
|
Penghubung
pada halaman yang berbeda (off-page
connector)
|
Simbol ini
digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu sama
lain dengan yang lainnya karena diperlukan lebih dari satu halaman.
|
|
Kegiatan manual
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
kegiatan manual.
|
|
Keterangan, komentar
|
Simbol ini digunakan untuk menambahkan
keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.
|
|
Arsip sementara
|
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat
penyimpanan dokumen.
|
|
Arsip permanen
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip
permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses
lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan
|
|
On-line computer process
|
Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan
komputer secara on-line.
|
|
Keying (typing, verifying)
|
Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam
komputer melalui on-line terminal.
|
|
Pita magnetik (magnetic tape)
|
Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang
berbentuk pita magnetik.
|
|
On-line storage
|
Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang
berbentuk on-line.
|
|
Keputusan
|
Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus
dibuat dalam proses pengolahan data.
|
|
Garis alir (flowline)
|
Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan
data.
|
|
Persimpangan garis alir
|
Simbol ini menunjukkan dua garis alir yang
bersimpangan.
|
|
Pertemuan garis alir
|
Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu
dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.
|
|
Mulai/berakhir (terminal)
|
Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir
suatu sistem akuntansi.
|
Dari pemasok
|
Masuk ke sistem
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan masuk
ke sistem yang digambarkan dalam bagan alir.
|
Ke sistem penjualan
|
Keluar ke sistem lain
|
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan keluar
ke sistem lain. Karena kegiatan di luar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan
alir.
|
(Sumber: Mulyadi dalam buku Sistem
Akuntansi, 2008: 60-63)
BAB II
STUDI KASUS
2.1
Objek
Penelitian
2.1.1
Data
Objek
Nama Perusahaan : PT. ADHI CANDRA JAYA
Alamat : Kawasan Industri Jababeka 3 Blok B1J
Cikarang Baru - Bekasi
Telp : (021) 89842738, Fax : (021) 89842739
Bergerak dibidang : Manufaktur
Berdiri Sejak : 1996
2.1.2
Sejarah
Singkat Perusahaan
PT. Adhi Candra Jaya adalah perusahaan yang terlibat
dalam hal
membuat stamping dan suku cadang
kendaraan bermotor. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 oleh Bapak Kasno Tjandra yang awal mulanya hanya
memproduksi engsel pintu dan baut. Pada tahun 1997 seiring dengan berkembangnya
usaha dan bertambahnya luas perusahaan, maka perusahaan berkembang
dalam pengolahan logam untuk komponen otomotif, elektronik dan rumah tangga.
Selain itu juga dapat menerima pesanan sesuai dengan permintaan pelanggan dan
menerima jasa pon.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi
perusahaan, pada tahun 2003 PT. Adhi Candra Jaya yang
sebelumnya bernama Bengkel Adhi Candra mendirikan sebuah pabrik baru yang terletak di Tangerang.
PT. Adhi Candra Jaya adalah perusahaan investasi domestik yang dibangun di atas tanah selebar 2000 m2 dan memliki luas bangunan 1700 m2. Sumber daya manusia yang berpengalaman dan terampil
mendukung perusahaan bidang lapangan
pekerjaan, itu merukapan salah satu keunggulan yang
menonjol yang dimiliki oleh PT. Adhi Candra Jaya.
Di samping itu, mesin-mesin canggih yang digunakan dalam proses produksi juga mempertahankan serta
menghasilkan hasil atau produk
berkualitas tinggi. Perkembangan dunia otomotif dan industri pada umumnya lebih cepat, membuat kualitas dan
pelayanan menjadi faktor yang signifikan
dalam meningkatkan daya saing. PT. Adhi Candra Jaya sangat kuat dalam memegang komitmen terhadap kualitas produk dan layanan
serta menjadikannya sebagai nilai
utama dari perusahaan.
PT. Adhi Candra Jaya terkenal dengan komitmen yang kuat untuk
produksi. Untuk menghasilkan produk kualitas terbaik, perusahaan juga membantu pelanggan dengan
solusi terbaik dalam hal pengiriman dan karyawan
yang terlatih untuk memberikan produk tepat waktu.
PT. Adhi Candra Jaya
mempunyai visi menjadi perusahaan yang handal di era pasar global. Persaingan
usaha yang sangat ketat pada saat ini membuat perusahaan harus bekerja ekstra
keras dalam hal pelayanan pasar agar kepercayaan yang selama ini masyarakat
berikan kepada perusahaan tidak hilang.
Dalam memperhatikan
lingkungan hidup dan keselamatan seluruh karyawan, PT. Adhi Candra Jaya selalu
melakukan penelitian untuk pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan dari
produk baru yang aman untuk lingkungan dan kesehatan. Ketekunan yang dilakukan
oleh perusahaan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001.
Dalam hal mendukung
produktivitas yang tinggi dan kualitas yang terbaik, PT. Adhi Candra Jaya
menggunakan mesin – mesin berteknologi tinggi dan sebuah laboratorium
penelitian yang lengkap untuk membantu tim pengembangan dalam meneliti sebuah
produk.
2.1.3
Struktur Organisasi
PT. Adhi
Candra Jaya dipimpin oleh seorang direktur utama yaitu Bapak Kasno Tjandra,
manajemen ADM Fenny Chandra, manajemen representative dan plant Nofriadi
Chandra. Perusahaan ini memiliki 9 kepala bagian, 8 staff dan 5 orang kepala
regu yang terlatih dan memiliki pendidikan yang tinggi.
2.1.4
Tugas dan Tanggung Jawab Pada Struktur
Organisasi
Berikut dijelaskan
pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan atau posisi yang terdapat dalam
struktur organisasi diatas sebagai berikut :
1.
Direktur
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Menyusun maupun
merumuskan serta mengembangkan tujuan dan rencana jangka pendek maupun jangka
panjang.
·
Menilai, menganalisa dan mengevaluasi
perkembangan perusahaan.
·
Menentukan semua
rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.
2.
Manager ADM
Tugas dann tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Mempersiapkan dan
mengatur tenaga kerja untuk mencapai efisiensi kerja.
·
Mempersiapkan dan
mengatur tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas mesin.
·
Melakukan proses
penggajian untuk karyawan bagian produksi dan bagian administrasi.
·
Berhubungan dengan
pihak luar untuk masalah yang berhubungan dengan hukum dan membantu usaha
pengembangan karyawan.
·
Mencari dan menarik
calon tenaga kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan.
3.
Manajer Produksi
Manager produksi bertanggung jawab terhadap
jalannya proses produksi mulai dari :
·
Perencanaan produksi dan pelaksanaan
produksi.
·
Hasil-hasil produksi yang terdiri dari
kualitas dan kuantitas.
·
Disamping itu manager produksi memonitor
jalannya proses pengembangan produk mulai dari desainn awal sampai hasil sampel
serta bekerja sama dengan bagian penjualan dengan bersama-sama memantau hasil
produk baru pada konsumen.
4.
Manager Plant
Tugas dann tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Mengadakan rapat
evaluasi seluruh kegiatan perusahaan untuk laporan tanggung jawab pimpinan.
·
Mewakili perusahaan
dalam hubungannya dengan pemerintah serta badanbadan lain dan bertanggung jawab
atas semua kegiatan didalam pabrik.
5.
Marketing
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Menghubungi customer untuk mendapatkan
order.
·
Menentukan harga serta
berapa toleransi waste.
·
Membuat penawaran harga.
·
Bertanggung jawab atas complaint-complaint
dari customer.
6.
Purchasing
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Pengadaan bahan baku .
·
Pengadaan
barang-barang kebutuhan pabrik.
·
Pengadaan barang perlengkapan kantor.
7.
Accounting
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Menyeimbangkan
kebutuhan dana dengan ketersediaan dana dari berbagai sumber.
·
Membuat keputusan pendanaan dan investasi.
·
Melakukan seluruh
usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimum dan
syarat-syarat yang paling menguntungkan.
·
Mengalokasikan dana
tersebut seefisien mungkin.
8.
Inventory
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Membuat surat jalan untuk proses pengiriman barang ke
customer.
·
Membuat stok barang
jadi maupun bahan baku.
·
Membuat laporan tiap
akhir bulan untuk barang jadi maupun bahan baku.
·
Membukukan surat jalan
masuk baik untuk bahan baku atau barang keperluan pabrik lainnya.
9.
Enginerring dan Maintenance
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
·
Perawatan mesin agar
mesin bisa dioperasikan dengan lancar dan waktu peventive yang teratur dan
menyiapkan laporan produksi secara berkala.
·
Mempunyai wewenang
untuk mengatur jadwal kerja mesi – mesin produksi.
10. Quality
Control
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
·
Melaksanakan fungsi
kontrol mengenai kualitas produksi
·
Menetapkan toleransi /
batas-batas kualitas produk.
·
Membuat planning
produksi yang meliputi waktu, bahan baku produk yang dipakai.
·
Memastikan sampel produk yang telah dibuat
sesuai standar quality control.
2.2
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Kredit Perusahaan
2.2.1
Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
2.2.1.1
Prosedur Pelayanan Penjualan Kredit yang
Sedang Berjalan
2.2.1.2
Bagian yang Terlibat dan Pekerjaannya
Tabel Bagian dan Pekerjaan yang Sedang Berjalan
Bagian yang ada pada PT. ADHI CANDRA JAYA
|
Pekerjaan Bagian
|
1. Bagian Penjualan
|
§ Menerima order
dari Pembeli
|
2. Bagian Produksi
|
§ Menerima Surat
Pesanan lembar 2 dari Bagian Penjualan
§ Melakukan
kegiatan proses produksi berdasarkan Surat Pesanan lembar 2
§ Membuat daftar
barang yang telah diproduksi
§ Menyerahkan
Surat Pesanan lembar 2 bersama barang ke Bagian Gudang
|
2. Bagian Gudang
|
|
3. Bagian
Pengiriman
|
|
4. Bagian Akuntansi
|
|
2.2.1.3
Dokumen yang Digunakan
1. Surat Pesanan (SP)
2. Surat Perjanjian
3. Tanda
Terima Barang (TTB)
4. Invoice
5. Faktur
6. Surat Jalan Keluar (SJK)
7. Purchase Order (PO)
2.2.1.4
Alir Dokumen Penjualan Kredit PT. ADHI
CANDRA JAYA
Gambar 1.1 Alir dokumen pada Bagian
Penjualan
Gambar 1.2 Alir dokumen pada Bagian
Produksi
Gambar 1.3 Alir dokumen pada Bagian
Gudang
Gambar 1.5 Alir dokumen pada Bagian
Akuntansi
Gambar 1.6 Alir dokumen pada Bagian
Akuntansi
Gambar 1.7 Alir dokumen pada Bagian
Akuntansi
2.2.2
Data Flow Diagram Penjualan Kredit
2.2.2.1
File-File Yang Digunakan Dalam Sistem
Penjualan Kredit
FILE PERSEDIAAN
1. Kode Barang
2. Nama Barang
3. Merk
4. Nomor Seri
5. Harga Satuan
6. Kuantitas
7. Warna
|
FILE DEBITUR
1. Nomor Pelanggan
2. Nama
3. Alamat
4. Kota
|
FILE JUAL KREDIT
1. Nomer Pelanggan
2. Tanggal
3. Kode Barang
4. Tangga Jatuh Tempo
5. Jangka Waktu
6. Kuantitas
|
FILE PIUTANG
1. Nomor Pelanggan
2. Nama Pelanggan
3. Alamat Pelanggan
4.
|
FILE REKENING
1. Nomor Rekening
2. Nama Rekening
|
FILE JURNAL
1. Nomor Jurnal
2. Tanggal Transaksi
3. Ketetapan
4. Nomor Bukti
5. Nomor Rekening
6. Debit
7. Kredit
|
2.2.2.2 Logika Sistem Penjualan Kredit
Sistem Penjualan Kredit
diawali dari pembeli yang melakukan order kepada system. Kemudian system
menghasilkan Laporan Keuangan yang harus diserahkan kepada Manajemen.
Dalam
Sistem Penjualan Kredit terdapat 3 proses di dalamnya yaitu pembuatan Surat
Perjanjian, Pembuatan Invoice dan Faktur dan Proses penjurnalan. Masing-masing
proses memiliki proses lanjutan, pada proses pembuatan Surat Perjanjian
terdapat proses validasi data dan pencetakan Surat Perjanjian. Pada proses
lanjutan Pembuatan Invoice dan Faktur terdapat proses validasi data dan proses
pencetakan Invoice dan Faktur. Pada penjurnalan terdapat proses validasi data
dan pembuatan jurnal.
Dalam proses lanjutan pada pembuatan Surat
Perjanjian, proses validasi data membutuhkan input data dari file debitur dan
menyimpan data proses tersebut pada file jual kredit dan menghasilkan Surat
Perjanjian yang diteruskan ke proses berikutnya.
Dalam
proses lanjutan pada Invoice dan Faktur, proses validasi data membutuhkan iput
data dari file debitur, file jaul kredit dan file persediaaan serta penyimpan
data proses tersebut pada file piutang. Pada proses pencetakan invoice dan faktur,
proses tersebut membutuhkan input dari file piutang dan menghasilkan invoice
dan faktur yang diteruskan ke proses berikutnya.
Dalam
proses lanjutan pada penjurnalan proses valiadasi data membutuhkan input data dari
file persediaan, file jual kredit dan file rekening serta menyimpan data proses
tersebut pada file jurnal. Pada proses pembuatan jurnal, proses tersebut
membutuhkan input data dari file jurnal dan menghasilkan laporan keuangan yang
diteruskan ke manajemen.
2.2.2.3 Gambar Data Flow Diagram Perusahaan
1.
Diagram Konteks
2.
Diagram Zero
3.
Diagram Level 1 Proses 1 :
4.
Diagram Level 1 Proses 2 :
5. Diagram level 1 proses 3 :
2.2.3 Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan
SIA Pembuatan Surat Perjanjian
SIA Pembuatan Invoice dan Faktur
SIA Pembuatan Jurnal
BAB III
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
4.1
Evaluasi Sistem
4.3.1 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem informasi akuntansi sangat besar bagi perusahaan, karena merubah dari pencatatan yang
manual ke pencatatan yang berupa bagan alir flowchart. Sistem akuntansi hampir
mewakili semua informasi yang ada selama perusahaan tersebut berjalan.
Penggunaan bagan alir berupa flowchart untuk merancang sistem
informasi sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam sistem
akuntansi penjualan kredit pada PT. ADHI CANDRA JAYA hampir keseluruhan telah memenuhi kriteria
Sistem Pengendalian Intern yang baik, hanya terdapat kekurangan dalam:
- Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab
Dalam pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organsasi ini telah dilaksanakan dengan cukup baik, yaitu dengan pemisahan tugas
berdasarkan fungsinya.
Namun terdapat kekurangan dalam bagian keuangan yang dipegang hanya oleh 1
orang. Hal tersebebut tentunya akan dapat terjadinya kemungkinan kecurangan
manipulasi data.
2.
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit organisasi.
·
Pemeriksaan
mendadak.
Tidak adanya pemeriksaan mendadak yang dilaksanakan
tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dimana dari
pemeriksaan mendadak tersebut dapat dilihat kinerja karyawan apakah berjalan
dengan baik atau tidak.
·
Tidak
adanya pembentukan unit
organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur–unsur pengendalia intern yang lain.
mbak, kok gambarnya gak muncul ya ? bisa dikirim filenya nggak ? ke dodiksetiawan25@gmail.com
BalasHapusmbk, klo boleh tw itu pakek buku judul apa ya yg pengertian penjualan kredit menurut mulyadi? maksih mbk
BalasHapusmba' , knp gambar flowchart'nya ga ada ? bolee dong minta file-nya ke : pakunwo@yahoo.com
BalasHapusmbk bisa dikirimkan filenya yang bagian flow chart nya saja gag ?
BalasHapussaya butuh untuk refrensi :)
trims ...
mbaa vivi boleh ga saya mnta filenya untuk bahan saya buat ref.. tlong bgt ya mbaa.. kirim ke email ini Anisabee1@gmail.com. mksh ya mmba sblmnyaa ditunggu :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus