Penalaran Deduktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan
selanjutnya dilakukan penelitian dilapangan. Dengan demikian konteks penalaran
deduktif tersebut, konsep dan teori merupakankata kunci untuk memahami suatu
gejala.
Corak berpikir deduktif: silogisme
kategorial, silogisme hipotetis, silogisme alternative atau entimen.Dalam
penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan secara deduktif
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penarikan secara langsung ditarik
dari satu premis. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Premis pertama adalah premis yang
bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus.
Contoh :
·
Semua manusia pasti mati (premis
mayor)
·
Albert adalah manusia (premis minor)
·
Albert pasti mati (kesimpulan)
Jenis penalaran deduktif yang menarik
kesimpulan secara tidak langsung yaitu::
1. Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi.
2. Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
3. Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif.
4.
Entimen. = Silogisme ini jarang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.